Fuel Consumption setelah menggunakan Fuel Additive


Dalam suatu group yang saya ikuti, muncul penawaran untuk digunakan dalam pencampuran akan bensin yang digunakan dengan bahan ini.  Pencampuran ini ditujukan supaya mobil bisa menjadi lebih baik lagi, khususnya dalam mendapatkan fuel consumption serta hal lainnya.  Bahan ini dikenal di groups dengan istilah “F**ta” ini bukan merek minuman, tetapi karena warnanya seperti warna minuman tersebut.

Saya pun tertarik untuk mencoba.  Setelah order dan diambil di tempat di bandung, pada sore harinya saya pun mengisi ke dalam tangki 1 liter fuel additive [FA] ini ke dalam mobil All New Xenia.  Posisi meteran tangki ini adalah satu strip dibawah full.  Jika full tangki adalah 45, kemungkinan itu sekitar 35.  Maaf ini hanya perkiraan, karena memang tidak ada ukuran yang pas.

Informasi yang saya dapatkan bahwa idealnya adalah 1 liter FA untuk 40 liter bensin.  Keadaan saya isi ketika itu pada sore hari, dan itu berarti saya diamkan didalam tangki mobil itu sampai besok harinya.  Karena baru baru digunakan kembali pada hari berikutnya.  Saya nga tahu apakah dengan membiarkan selama sekitar 12 jam bisa terjadi pencampuran antara bensin yang telah ada dengan FA ini.

Besoknya saya gunakan mobil ini dalam kota bandung.  Setelah melalui sekitar 15 km, maka saya mengisi tambahan bensin seharga Rp. 50.000, ini berarti 7.69 liter dimasukan ke dalam tangki.  Saya sengaja belum mengisi full tank, karena saya berasumsi, biarlah campuran awal ini “mencuci” jalur jalur bensin yang ada sebelum mulai perhitungan Fuel Consumptionnya.

Perjalanan tanki ini berlangsung sekitar 114 km, sebelum akhirnya saya memutuskan untuk memulai menghitung FC secara Full to Full.  Maka metodi F to F ini saya pun mulai lakukan, dengan mengisi bensin full, dan menset ke angka 0 akan speedometer digital [A].

Adapun hal yang terjadi ketika perhitungan ini terjadi adalah sbb.:

–          Jalan yang dilalui adalah campuran antara toll dan non toll.

–          Jalan tol itu disekitar cimahi – padalarang – Pasteur.  Total jarak sekitar 55km, dengan beban 1 dan atau 2 orang.

–          Jalan non tol di daerah padalarang, cimahi, dan bandung.  Dengan kemacetan lalu lintas yang biasa menurut ukuran jalan ditempat tersebut.  Dalam hal ini, tidak ada stuck, yang sampai berhenti.  Boleh dikatakan tidak macet kalau dibandingkan dengan ibukota J

–          Sempat dari cimahi menuju arah ke Parompong, melewati jalan cihanjuang sampai di unai, Parompong.  Jalur ini cukup menguras bensin, kalau anda mengetahui jalur ini, karena tanjakan terus sampai ke atas.  Keadaan waktu itu diisi oleh 5 orang dewasa.

–          Sempat ada sekitar 1 jam mesin dengan kondisi nyala, dan ac jalan terus, tetapi mobil diam ditempat.  Ini karena harus menunggu sesuatu sehingga mesin harus on, di kondisi siang hari yang panas, sehingga perlu di jalankan juga ac nya.  kemungkinan jika di konversi ke KM dalam perjalanan jalaur non toll bisa dikonversi menempuh 20 – 30km-an. Tentunya konversi untuk kota seperti yang saya sebutkan diatas

–          Setelah mencapai KM 147.4 di speedometer, maka saya mengisi kembali tangki secara fuel, di Pom bensin yang ada di daerah cimahi.  Saya kurang tahu apakah angka di KM ini sudah ideal untuk diukur Fuel conspumtionnya.  Tetapi ini yang saya lakukan

–          Bensin yang diisi untuk mencapai fuel sebesarRp. 88660, atau sebanyak 13.64liter.  Ini berarti Fuel Consumption saya dengan lintasan seperti diatas ini adalah 1 liter untuk 10.8 KM

–          Kalau mau di rinci berarti:  jalur toll yang 55km itu sekitar 37%, sisanya 63% adalah jalur non toll.

Saya memang pernah menghitung FC sebelumnya, seperti yang saya tulis disini dan juga disini  tetapi sepertinya memang tidak “apple to apple” karena perhitungan sebelumnya lebih ke jalur toll daripada yang seperti ini.  Tetapi mungkin ini bisa sebagai gambaran untuk membandingkan dengan punya anda sekalian.

Oh ya, selain FC, memang agak terasa beda dengan sebelumnya, dalam penekanan gas yang lebih ringan dari sebelumnya walaupun mungkin ini agak sulit diukur karena hanya memakai perasaan khan, dan juga sewaktu tanjakan ke parompong di daerah katumiri, bisa tetap dengan gigi 2 dengan 5 penumpang dewasa, yang kalau sebelumnya biasanya sudah harus pindah ke gigi 1,  jika tidak ada persiapan dari bawah, karena memang lalu lintas tidak bisa diharapkan untuk hal tersebut.

Update: 12 Juni
1. pengukuran dengan melintasi jalur kerja dengan komposisi 47% toll, dan 53% non toll jalur, tidak ada jalur yang ekstrim, dengan penumpang untuk 1 & 2 orang didapat : 228.5 km / 19.56 ltr = 11.68 KM/ltr
2.  pengukuran ke Jakarta, dengan mengisi bensin di Pom bensin pasteur –> unjani cimahi –> jakarta [keluar tebet – tendean – gunawarman – senopati – sudirman – toll semanggi] – Cimahi, menempuh 294,3 KM / 19.85 liter = 14, 8 KM/ltr

Ini cerita saya, bagaimana cerita FC anda? Silahkan di share ya