Perjalanan Menuju Bukit Gantole


BukitBukit Gantole, dimana ya ? Mungkin ini menjadi pertanyaan awal Anda. Tentunya orang yang hobby dirgantara mesti nya tahu tempat ini, atau setidaknya pernah mendengar akan nama tempat ini.

Saya sendiri pun belum pernah mengunjungi tempat ini. Sudah sering mendengar akan bagaimana para biker sepeda berkunjung ke tempat yang cukup menantang. Nah pada Minggu lalu, beserta teman kantor, perjalanan ke bukit gantole, cililin pun dirancang. Sempat lihat peta menggunakan waze, ternyata jarak dari kantor ke bukit gantole Cihampelas cililin ini sekitar 14km. Cukup terjangkau jika melihat perjalanan #bike2work saya sendiri berjarak 12km. Janjian jam 06.00 kumpul di kantor, tetapi memang karena karet masih bisa melar, maka sekitar jam 07.00 pun perjalanan bike sepeda menuju bukit gantole Cihampelas Cililin pun dimulai. Saya sendiri menunggu di perempatan Cimareme, karena memang ini adalah lintasan perjalanan. Dari Cimareme ini kami ber 8 dengan sepeda masing masing menuju ke arah Batujajar. Perjalanan ini cukup mudah karena melewati jalan raya utama dan agak rata, bahkan ada yang jalan menurun. Untuk menghindari macet di pasar Batujajar, maka ada lintasan pintas melalui jalan SMP yang persis didepan kompleks kopassus. Tapi jika anda menggunakan mobil, tentunya tidak disarankan menggunakan jalan pintas ini, karena akan kesulitan jika bertemu dengan mobil dari depan, berhubung jalan yang tidak terlalu lebar. Setelah melewati jembatan Saguling, maka kita akan menemukan pertigaan yang jika ke kiri akan menuju ke Soreang, sedangkan tujuan kita ke kanan menuju ke daerah Cihampelas. Secara petunjuk jalan, maka kita harus acung jempol ke pemerintah / perhubungan yang telah memasang tanda petunjuk jalan menuju ke arah bukit gantole Cihampelas ini. Jadi mestinya anda tidak khawatir, walaupun tidak menggunakan aplikasi waze, maka mestinya anda tidak akan khawatir tersesat. Dari petunjuk jalan ini, kami sampai ke jalan menuju bukit gantole ini. Sempat nanya ke orang ditempat tersebut untuk memastikan bahwa tanjakan di depan kami ini benar menuju ke arah yang di harapkan. Benar lho, ini dari jalan raya utama, maka kita akan berbelok ke kiri, sekitar 2km, baru anda menemukan jalan ke arah bukit gantole. Tanjakan didepan ternyata tidak mampu saya lewati, karena memang seperti tidak punya ancang ancang langsung naik dengan sudut kemiringan sekitar 30° terpaksa nuntun mulai dilakukan. Tetapi ada teman juga yang berhasil melintasi awalan tanjakan ini. Perjuangan ternyata belum selesai, setelah kemiringan agak rata, dan mencoba untuk gowes kembali, maka tanjakan extrim mulai terlihat. Ini betul betul extrim bagi saya. Kenapa? Karena ada yang sudut kemiringan yang sampai motor matic pun harus menurunkan penumpangnya karena tidak sanggup naik. Belum lagi ada belokan tajam dan makin nanjak yang membuat tenaga Kayuhan makin berat. Jika anda berencana ke tempat ini menggunakan mobil, maka saran saya cek benar benar rem mobil anda. Juga jangan muat penumpang atau barang yang banyak. Serta karena jalan ini hanya selebar lebih kurang 3-4 meter maka akan mengalami kesulitan jika bertemu mobil dari arah berlawanan, apalagi pas ditanjakan yang extrim. Di beberapa belokan extrim ini, telah dipasang besi penghalang supaya tidak tergelincir ke jurang. Dari pengamatan yang saya lihat, ada besi yang seperti pernah ke tabrak atau di tabrak besi pembatas ini. Memang selama perjalanan ini, sempat bertemu dengan 2 mobil, yaitu Avanza dan angkot. Tapi saran saya, jangan deh mencari cobaan… Lanjut ke gowes ya, cukup unik juga di tanjakan ini. Anak anak kecil yang masih SD sudah siap di tanjakan, dan mereka bantu mendorong sepeda yang orangnya sdh ngos ngosan. Awalanya saya pikir mereka hanya membantu dalam tanjakan yang sedikit ini karena dekat dengan perkampungan. Sehingga setelah seorang anak membantu, saya pun memberikan tips seadanya . Tetapi rupanya karena yang datar itu hanya sedikit saja, dan mereka sudah mengetahui, maka anak-anak ini terus mengikuti team gowes kami. Dan benar, pertolongan mereka sangat kami butuhkan. Seperti yang saya tulis diatas, makin ke atas, makin extrem tanjakan yang mesti di lalui. Tidak ada cara lain selain dorong menggunakan “joki” anak anak ini. Dan kami pun terkaget kaget juga, ketika mereka diberikan sepeda, maka mereka bisa gowes melewati tanjakan ini. Wawww luar biasa. Mereka itu anak kecil lho…. Salut…… Dorong menggunakan “joki” ini berlangsung sampai di puncak bukit gantole, dengan break istirahat sebanyak 2 kali. Pembaca bisa bayangkan tanjakan dan jarak yang kami perlu lewati bukan? Kepuasan sampai menyentuh puncak bukit gantole, mengingatkan saya ketika naik gunung Klabat maupun gunung Soputan di Manado yang penulis sempat jalanin. Rasa puas nyampai dipuncak itulah suatu hal yang tak ternilai dengan uang yang saya berikan ke “joki” ini 😁. Di atas puncak bukit ada tersedia tempat parkir yang cukup luas bagi mobil maupun motor, serta ada bangunan yang kelihatan masih baru, karena memang tempat ini pernah menjadi venue PON Jabar. Jika sampai diatas pun rasa lapar, jangan takut karena ada beberapa warung yang ada di tempat ini. Untunglah juga karena hari minggu, ada beberapa orang yang terbang baik dengan gantole maupun paralayang. Sempat nanya kalau ikut tandem gantole , biaya nya cukup terjangkau untuk memuaskan keinginan anda terbang, yaitu sekitar 350.000 – 400.000 / orang / sekali terbang. Dan ketika itu ada yang juga terbang tandem. Saya lihat sebelum terbang tandem gantole ini, penumpang di breifing sebantar khususnya cara berlari ketika memulai terbang. Cukup menarik dan menantang bagi yang suka dan tentunya yang tidak takut ketinggian. Setelah puas menikmati bukit gantole, maka waktunya untuk perjuangan turun ke bawah. Kenapa perjuangan? Karena ketika perjalanan menuju ke bukit gantole ini, ternyata rem ban sepeda depan saya mengalami gangguan. Sepertinya rem nya sudah habis dimakan pemakaian sehari hari, sehingga perlu diganti. Sempat diperbaiki sebentar, bahkan sampai 2x utak atiknya membuat saya memutuskan untuk menuntun sepeda saya ketika turun ke bawah. Bayangkan pembaca, saya naik puncak gantole harus dibantu “joki” untuk bisa naik, ketika harus turun pun saya harus menuntun sepeda ini sampai menemukan jalan yang cukup rata. Oh ya, ketika mau turun pun dapat info untuk tidak mengambil resiko, karena menurut kabar kabari bahwa ada yang sempat jatuh ketika turunan yang tajam ini. So daripada resiko jatuh plus rem yang tidak safe, maka menuntun sepeda merupakan pilihan terbaik. So anda yang ingin pergi ke sana, silahkan persiapkan diri anda sendiri dengan kendaraan yang sudah dicek semua unsur keselamatan nya